Ibu Kita Adalah Orang Yang Paling Mulia Di Dunia
"Shi Sang Chi You Mama Hau"
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai.
Sang pria
berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota
tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar
nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke
rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak
menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar
belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka
bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria
berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan
keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak
berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang
bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya,
bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah
dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu,umumnya seorang anak sangat
tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal
untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang
tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah
dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa
depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari.
Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu
keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh
orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci
anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya
yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat
yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang
wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka
kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak
mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang
sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh
penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan
menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak
mereka akan bangkrut secara perlahan2.
Mereka bahkan memberikan
uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan
kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan
kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di
tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati
kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan
menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk
meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia
mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan
hidupnya ke depan akan sangat sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk
meninggalkan
sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah
dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun ia
kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang
yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia
menjelaskan
bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar
bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena
telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu
bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial
mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk
berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang
wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
==========0000000000==============
Tiga
tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam,
untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di
sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan
menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua
pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup
berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya?
Di
usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama
ini,
dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini,
kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.
Saat
diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan,
untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2
herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya
mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi
untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena
ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.
Ketika
di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya,
untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari
alkohol
yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotongkain. Setelah
pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat
daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur,
ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu
tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan
kesakitan
sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya
sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang
dilakukan oleh sang ibu???.
==========0000000000==============
Enam
tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari
minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama,
dan bersama2 menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau" (terjemahannya
"Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").
Sang anak juga
sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia
sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan
dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa
ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu
ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk
sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu,
bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah
jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah
mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko
menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah,
tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang
perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari
rumahnya.
Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpanjam tangan tsb,
karena ia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?" tanya
sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", kata sang
anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul
untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang
anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya "Dari
mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak
mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya
naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan
kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya
saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk
ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah" kata
sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.Seperti
biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera
memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang
ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini
memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang
untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
"Apakah
kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu
mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya
berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah
mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu
sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu.
Lalu ibu
mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih,
karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya,
demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar.
Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah
mengetahui kejadiannya. "Ia sebenarnya anak yang baik", kata salah satu
tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke
rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.
Ketika ia
keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk
menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko,
memohon
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. "Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh
berbohong,
dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak
mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana
sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk
menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu
muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun
ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari
sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan
ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak
sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu
pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya,
keduanya menangis dengan tersedu-sedu?."Maafkan saya, Nak." "Tidak Bu,
saya yang bersalah"
..
===========000=================
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah
menikah,
tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih
akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam
sebuah
kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah
baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya
sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung
semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup
dengan baik tanpa bantuanmu.
Berita ini segera diketahui oleh
orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang
ibu tidak mau mengizinkan.
===========000==================
Di
pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan
bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten.
Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan
sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.
Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan
solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan
anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak
anaknya
>
berkeliling kota, bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira
sekali, menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayangan
mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia
hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada
sang
anak.Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya
ingin dengan ibu. "Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak"
kata ibu. "Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat,
bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari
banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak
perlu bekerja lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan
berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa
kambuh setiap saat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan
neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika
ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan
ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah
ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya
tidak mau mainan itu", teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan
hati sedih dan menangis, sang ibu berkata "Nak, kamu harus dengar
nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain
bersamamu." "Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya
sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya
lagi", sang anak mulai menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah
besar
tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2
"Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya,
ibunya memaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi.
Tinggallah disini", ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb.
Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.
Di
rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat
hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk
anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik.
Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia
telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.
Kemudian
ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya.
Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan
diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa
anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu
dibatalkan, demi anaknya juga??..
============000=========
Setahun
berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang
lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani
perawatan medis secara rutin setiap bulan. Seperti biasa, sang anak
ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan
mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb,
sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus
menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam.
Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang
menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat
ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan
semuanya untuk ibu. Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang
kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah
ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak
ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat
apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis "Ibu benar2 tidak
menginginkan saya lagi." Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas,
ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3
jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah
dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya,
yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak
hilang. Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat
sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai
melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang
ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya
menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus,
dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya,
saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam surat itu. Hari mulai gelap.
Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk
apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa,
berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar
bisa menemukan anaknya. Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat
bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb.
Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah
kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu,
jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi
ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.
Benar
saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya
tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke
rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga,
dan berguling2 jatuh ke bawah?
..
============000==============
Sepuluh
tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia
sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh
dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak
menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama
dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil,
di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak
berkomat-kamit. Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan
turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang
pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia
berucap dengan lemah "Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?"
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah.
Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang
selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk
pengemis tua itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu". Sang
pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
"Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?".
Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
bumi???.
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur
kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh
tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya.
Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila?.
============000=============
Dalam
kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan
rela mengorbankan nyawanya?.. Simaklah penggalan doa keputusasaan
berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan,ambillahaku sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara
orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung
Anda,diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela
mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara
apapun ?
Tidak diragukan lagi
"Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"
++++++++++++++++++++++
Berikut adalah lagunya :
Shi Shang Zhi You Mama Hao
( Di dunia ini hanyalah mama yang terbaik )
Se sang ce you mama hau
( Di dunia ini hanyalah mama yang terbaik )
You ma ti hai ce siang ke pao
( Anak yang mempunyai mama seperti mustika )
Thou cin mama ti huai pau
( Berada dalam pelukan bunda )
Sing fuk siang pu liau
( Menikmati kebahagiaan tiada akhir )
Mei you mama cui khu nau
( Tak memiliki mama palinglah merisaukan )
Mei ma ti hai ce siang ken chau
( Anak tak berbunda seakan rumput belaka )
Li khai mama ti huai pau
( Berpisah dari pelukan bunda )
Sing fuk na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
Sing fuk na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
Se sang ce yu mama hau
( Di dunia ini hanyalah mama yang terbaik )
You ma ti hai ce siang ke pao
( Anak yang mempunyai mama seperti mustika )
Thou cin mama ti huai pau
( Berada dalam pelukan bunda )
Sing fuk siang pu liau
( Menikmati kebahagiaan tiada akhir )
Mei you mama cui khu nau
( Tak memiliki mama palinglah merisaukan )
Mei ma ti hai ce siang ken chau
( Anak tak berbunda seakan rumput belaka )
Li khai mama ti huai pau
( Berpisah dari pelukan bunda )
Sing fuk na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
Sing fuk na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
Se sang ce you mama hau
( Di dunia ini hanyalah mama yang terbaik )
You ma ti hai cie siang ke pao
( Anak yang mempunyai mama seperti mustika )
Thou cin mama ti huai pau
( Berada dalam pelukan bunda )
Sing fuk siang pu liau
( Menikmati kebahagiaan tiada akhir )
Mei you mama cui khu nau
( Tak memiliki mama palinglah merisaukan )
Mei ma ti hai ce siang ken chau
( Anak tak berbunda seakan rumput belaka )
Li khai mama ti huai pau
( Berpisah dari pelukan bunda )
Sing fu na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
Sing fu na li cau
( Kemanakah mencari kebahagiaan )
————————————————————
Kamu yg masih mempunya seorang ibu adalah beruntung
(Ibu kamu masih ada di dunia ini karena saya a/ salah satu org yg tidak beruntung...),
apabila msh ada kesempatan coba ajaklah ia untuk
keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA.
Jangan ditunda2.
Bila Ibu kamu
tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan kamu, telponlah dia malam
ini juga, just to say "hello". Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan,
dan bahagiakanlah dia semampu kamu. Hidangkan makanan favoritnya,dll. karena kesempatan itu smua tidak terjadi pada saya :)